#Aku(Jomblo)Rapopo
Judul : Jomblo tapi Hafal Pancasila
Penulis : Agus Mulyadi
Penerbit : Penerbit
B first (PT Bentang Pustaka)
Penyunting : Septi Ws.
Perancang Sampul : tsbb, Rony Setiawan, & Ayu Hapsari
Ilustrasi Sampul & Isi: Agung Budi Sulistya
Cetakan I :
Juli 2014
Tebal : 314 halaman
ISBN : 978-602-1383-04-9
Endorsement:
Guyonan ringan,
gurih, dan cerdas tersaji dalam buku ini. Gaya penulisan khas ala Gus
Mul membuat tiap cerita selalu menarik untuk dibaca.
--Didi Syafirdi, wartawan merdeka.com
Si penulis mampu keluar dari mainstream tulisan humor model
anak muda metropolis yang menurut saya hanya mampu membuat tawa tapi gagal
memberi makna. Lucu tapi tidak norak, spontan tapi tidak dangkal, cair tapi tidak
asal.
--Puthut EA, penulis
***
Kalimat-kalimat endorsement di atas tidaklah berlebihan.
Setelah selesai membaca Jomblo tapi Hafal Pancasila, pembaca tak hanya
mendapatkan hiburan haha-hihi, tapi juga pembelajaran dari setiap kejadian yang dialami
penulis.
Buku yang berawal dari tulisan-tulisan di blog, yang menceritakan
kehidupan sehari-hari Agus Mulyadi (biasa disapa Gus Mus) ini lucu. Gus Mul
mengangkat hal-hal sederhana menjadi bermakna. Dalam beberapa bab, tulisannya
bisa menjadi bahan renungan. Meskipun Gus Mul menyatakan diri sebagai jomblo
yang sulit mendapatkan kekasih, belio
bisa menghasilkan karya yang menghibur sekaligus bermanfaat. #ehemm
Benar sekali jika dikatakan Gus Mul mampu keluar dari
mainstream tulisan humor model anak muda metropolis. Inilah yang membedakannya
dengan buku-buku komedi yang diambil dari kisah keseharian para penulisnya. Gus
Mul mengangkat lokalitas, khususnya Magelang, tempatnya dilahirkan. Yang
diceritakan bukan hanya kisah-kisah ketika dia sudah menjadi blogger. Pun
kisahnya sewaktu masih kecil, ketika permainan tradisional sangat digemari
anak-anak. Ah, membuat pembaca merindukan masa kecil.*Generasi 90-an mana
suaranya?*
Pada beberapa bagian pergantian bab ada ilustrasi dan quote
yang bikin ngakak. Apalagi kalau pembaca paham bahasa Jawa, bisa ngakak
guling-guling, deh.
Seperti:
Mendadak pengin dadi cleaning service, ben iso ngresiki atimu seko kenangan mantanmu ....
Atau yang bernada sindiran:
Ditolak kamu saja aku sudah edan setengah mati, apalagi ditolak rakyat, untung kemarin aku ndak nyaleg.
Opini-opininya disampaikan dengan santai tetapi sebenarnya
kritis. Tenang saja, guyonannya tidak terlalu sarkastis. Tidak hanya tema keseharian saja yang ditulis,
isu politik dan sosial pun dibahas. Apalagi diselipi dengan humor. Kalau pihak
yang disindir membaca buku ini lalu tersindir, barangkali dia hanya akan
membatin, “Asem!” tanpa berani menuntut Gus Mul. :D
Cover buku ini menarik.
Dominasi warna merahnya eye-catching. Kartun sosok Gus Mul di
sampul depan ini juga kocak. Pada setiap halamannya, di pojok kanan bawah, ada
kartun Gus Mul berambut gondrong dalam ukuran kecil. Niat banget ya, ilustratornya
:D. Gus Mul mencantumkan pula foto-foto hasil jepretannya untuk memperjelas derita
kisahnya. Ada pula spesial effect seperti yang ada di komik-komik. Mendramatisasi cerita
dan bikin tambah ngakak.
Bahkan sampai di halaman belakang yang berisi profil penulis
pun masih bisa bikin pembaca ngakak. Begini bunyinya:
Lahir di Magelang, hidup di Magelang, dan besar dizalimi.
Hihihi... Yang sabar ya, Gus. Meski jomblo, yang penting
hafal Pancasila. :D
Comments
Post a Comment